Sunday, August 28, 2005

Kembali ke Rutinitas Metropolitan

Jumat (26/08/05) aku kembali dari Gorontalo. Kembali ke metropolitan. Kembali ke rutinitas. Kembali ke keramaian, ke hiruk pikuk & hingar bingar kehidupan, ke tempat yg tdk pernah tidur & selalu sibuk.

Aku terhenyak dari lamunan ketika baru tiba telah disuguhkan bermacam-macam tugas & banyak rencana kerja. Rupanya aku telah kembali terjebak rutinitas seperti layaknya kebanyakan orang metropolitan lainnya.

Tapi di tengah pekerjaan yg menumpuk yg telah menanti untuk kutuntaskan, pikiranku kembali melayang mengenang masa-masa di Gorontalo. Sebuah negeri yg cukup jauh dari Metropolitan. Sebuah negeri yg baru berkembang. Sebuah negeri yg dibentengi oleh alam (lihat blog "Gorontalo = Mangkuk Bumi?") . Sebuah negeri yg alami, dimana penduduknya masih bergantung pada alam. Sangat kontras dengan kehidupan metropolitan yg orang-orangnya sangat bergantung dengan teknologi.

Aku sangat menikmati bekerja di Gtlo. Tapi seringkali aku merasakan kontrasnya bekerja di Gtlo dgn bekerja di Metropolitan. Ada ritme bekerja yg lain, yg sering membuatku harus sejenak menunggu. Aku baru menyadari bahwa selama ini aku berlari, bekerja dgn cepat & sering tidak peduli dgn yg lain. Aku baru sadar bahwa aku berlari terlalu cepat sehingga sering kali tdk terkejar oleh orang lain.

Bekerja di Gtlo membuatku bekerja dgn berjalan & kadang kala harus berhenti menunggu agar orang lain dapat mengejarku. Tidak ada yg salah dengan berjalan & menunggu, justru itu membuatku semakin menyadari bahwa masih banyak hal yg harus dipelajari, dipahami & dinikmati dalam hidup ini.

Banyak orang-orang Metro yg bekerja extra keras demi mengejar impian mereka yg tinggi. Tapi mereka melupakan hal-hal lain dalam kehidupan ini. Belajarlah dari alam & kembalilah ke alam. Semuanya akan mengembalikan kehidupan kita kembali ke TUHAN.

Friday, August 26, 2005

Hari terakhir di Gtlo

Tgl 25 Agustus ini adalah hari terakhir kami (Tim Sisfo Kampus) di negeri Indonesia bagian tengah ini, tepatnya di Gorontalo. Hari ini juga ada event penting di UNG, yaitu wisuda yg mewisuda 755 orang.

Banyak kenangan indah telah di torehkan di lembar kehidupan kami selama di Gtlo. Tidak lupa kami mengunjungi Pantai Leato yg indah. Juga menikmati makanan yg lezat. Enaknya Taripang sbg teman makan sate, tdk lupa minum Saraba yg mirip rasanya dgn STMJ (susu telor madu jahe) karena rasa jahenya yg kental. Oh iya, akhirnya aku makan ikan setelah sekian lama tak makan ikan. Doyan sih, tapi tdk hobi makan ikan. Btw, ikan tongkolnya lezat.

Kenangan indah & haru juga kami lalui. Lihat posting Gtlo Gate. Semuanya akan menjadi kenangan manis bagi kami. Senang sempat mengabadikannya di foto digital. Banyak sekali koleksinya.

Tdk lupa untuk berterima kasih atas keramahan & kebaikan tim UNG. Tdk heran jika berat badan kami naik selama di Gtlo. Ah, jadi malas kembali ke Jakarta. Entah kapan bisa kembali lagi karena mungkin kunjungan berikutnya yg berangkat adalah tim 2.

Special thanks to:
lbu Yuli, Yayuk, Pak Hasan, Bu Novri, Pak Teddy, Pak Muklis, Pak Arbyn, Pak Bakrie, Pak Iwan, Pak Firdaus, Pak Bambang (sdh sampai Bali?), dan semua rekan2 di Jambura Inn. Tdk lupa keluarga Pak Harris yg telah menampung kami selama kunjungan pertama kami.

Tambahan:
Malam terakhir ditutup dgn makan bersama di RM Meranti, sebuah tempat yg romantis. Kami ber-7 makan sampai sgt kenyang. Kebetulan hari ini bertepatan dgn ulang tahun Pak Teddy. Selamat ulang tahun Pak Teddy, semoga bersama keluarga bahagia & sejahtera selalu.

Selamat tinggal Gorontalo yg penuh kenangan indah

Thursday, August 25, 2005

Gorontalo Gate

Ini adalah kali ke-2 kami ke Gtlo. Dan profesionalisme kami kembali di uji. Memang kalo dari segi pekerjaan, boleh dikatakan kalo semua target dpt terpenuhi. Tapi kami tdk bisa mengabaikan sisi manusiawi kami.

Demikianlah akhirnya seorang anggota tim harus terpikat dgn seorang gadis Gtlo. Gagal meraih cinta di Gtlo Gate 1 tdk memupuskan semangatnya. Kini dia dgn semangat baru beralih haluan. Sayangnya wanita idamannya lebih memilih pria lain. Padahal sang pria lain telah menemukan cintanya. Akhirnya terjadilah Gtlo Gate 2.

Kesimpulannya adalah: kita bukan robot dan tdk bisa 100% berlaku profesional. Bukan karena itu merupakan kekurangan kita sbg manusia, tapi justru kelebihan kita sbg manusia, melebihi mahluk lain di kolong langit ini. Indahnya manusia karena dpt merasakan cinta kasih.

Tuesday, August 09, 2005

Sepuluh Masalah Terbesar Komputasi

PC Magazine dlm artikelnya yg berjudul The Ten Biggest Problems in Computing and How We'll Solve Them menyebutkan 10 masalah terbesar komputasi, yaitu:

1) Terlalu mudah di-hack, terinfeksi & terkena spam.
2) Software-nya memiliki banyak bug.
3) Pencurian identitas yg semakin marak.
4) Sgt tdk mungkin menemukan sesuatu.
5) Tdk cukupnya harddisk utk menampung file download.
6) Daya tahan baterai notebook yg terlalu singkat.
7) Surfing web terlalu lambat .
8) PC tdk cukup cepat.
9) Koneksi wireless sering blank & tdk dpt diandalkan.
10) Tenggelam dlm ruwetnya kabel.

Anda mengalami masalah komputasi ini? Anda tdk sendiri!

Monday, August 08, 2005

Kenangan Lucu Saat Mengajar (1)

Pekerjaan sebagai dosen sering dianggap sebagai pekerjaan yang santai dan menyenangkan oleh sebagian orang. Tapi aku pernah merasakan stres-nya mengajar. Yaitu saat tahun ajaran 20041. Saat itu aku harus mengajar di 2 perguruan tinggi dengan total 4 kelas yg dilakukan dalam 1 hari saja. Betapa nggak mabok, satu hari mengajar 4 kelas, dari pagi jam 8 sampai malam jam 21.

Menyiasati stress, seringkali dalam mengajar aku melemparkan lelucon ke para mahasiswa. Contohnya di sebuah kelas di perguruan tinggi yang terkenal sebagai sekolahnya bankir. Perguruan tinggi ini mengharuskan para dosen menggunakan pakaian formal lengkap dengan dasi. Tidak luput kemudian para mahasiswa juga harus menggunakan dasi.

Setelah aku lihat penampilan para mahasiswa culun yg baru lulus SMA kemarin itu menggunakan dasi kecil yg panjang, tak urung aku ketawa geli. Di mataku, mereka itu nggak pantes banget. Selain nggak match dgn warna pakaian & celana, gerak-geriknya juga kikuk. Jangankan mereka, aku saja merasa canggung jika harus menggunakan dasi dan selama mengajar aku tidak pernah pakai dasi.

Kontan saja mahasiswa bertanya mengapa aku ketawa. Langsung saja aku jawab: "Sekarang para mahasiswa harus pakai rantai ya?" sambil menarik dasinya. Kontan saja mereka protes, "Ini dasi, Pak! Bukan rantai! Emang saya doggy?"

Sunday, August 07, 2005

Membangun Rapport dengan Siswa

Membangung Rapport (hubungan/komunikasi yg baik) dengan siswa/mahasiswa sangat penting. Seringkali guru/dosen melupakannya. Sepintar apa pun dosen/guru, kita perlu tetap membangun hubungan baik dengan siswa/mahasiswa. Dan guru/dosen lah yang harus mengambil inisiative untuk menjembatani hubungan ini.

Seorang kolega yang seorang trainer bahasa Inggris yg sukses berkenan membagikan tips-nya. Berikut adalah tips tersebut:

1) Berikan perhatian pada para siswa/mahasiswa.
2) Tunjukkan ketertarikan pada progres mereka.
3) Mintalah komentar di kelas.
4) Memiliki sikap/kelakuan yang baik.
5) Respon dan berikan reaksi pada kata-kata siswa.

Yap itulah terjemahan bebas (atau ngawur?) dari tips yg dibagikannya. Maklumlah, beliau mengirimkannya dalam bahasa Inggris. Dan itulah petunjuk praktis yg sangat penting yg justru sering dilupakan oleh kebanyakan guru/dosen. Ah... Jadi ingat Bu Oglex.

Thanks for Mr Harianto RW for your tips.

Saturday, August 06, 2005

TabletPC untuk Server?

TabletPC untuk server? Mengapa tidak? Sistem Operasi yang sudah terinstal adalah MS Windows XP Tablet PC Edition 2005. Kemudian instal XAMPP for Windows. XAMPP sudah mempaketkan Apache, MySQL, PHP, Pearl bahkan untuk Windows ditambahkan FileZillaFTP (FTP Server) dan Mercury (Mail Server).

Test pertama adalah menginstal Sisfo Kampus UNG (SIAT UNG) beserta databasenya. Ternyata berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan sama sekali. Berbeda ketika menginstall XAMPP di Ubuntu Linux yang sempat timbul kesulitan, walau pun akhirnya bisa.

Walau pun bisa dijadikan server, tapi saat ini aku belum mengetestnya untuk berjalan di lingkungan production. Pastinya akan terasa berat dan lambat, soalnya dengan AXIOO-ku yang spesifikasinya jauh lebih baik sudah terasa berat dan sempat gagal ketika dicoba sebagai server di UNG untuk melayani kurang lebih 20 client. Mungkin karena pakai IIS ya?

Oke, dalam beberapa hari ini aku akan test-drive Tablet PC-ku. Asyik juga menggunakan pen-nya. Sekarang aku sedang belajar menulis lagi. Maklum, sudah lama tidak pernah menulis dengan tangan, karena sudah terbiasa mengetik. Oh, iya, walau pun keyboard Tablet PC-ku kecil-kecil, tapi malah enak lho. Jariku tidak perlu loncat-loncat menjangkau tombol yang jauh. Nantikan pengalamanku berikutnya dengan TabletPC-ku.

Thursday, August 04, 2005

TabletPC-ku

Menyedihkan ketika notebookku bermasalah lagi. Tapi kesedihan itu tidak berlangsung lama ketika akhirnya terbit persetujuan dari perusahaan untuk membeli notebook yang baru. Tidak tanggung-tanggung, aku minta TabletPC yg telah lama kuidam-idamkan. Dan disetujui!

Akhirnya aku ditemani Mbak Lina hunting TabletPC. Tadinya mau ngajak Pak Sofian, tapi dia lagi sibuk ngurus tesis dan beberapa pekerjaan lain. Setelah jalan-jalan, akhirnya diputuskan membeli Acer C113TCi dgn harga USD 1,999. Kecil banget, beratnya cuma 1.4 kg dan layarnya juga mungil, 10 inch.

Saat ini lagi setup banyak software. Nantikan hasil review dari saya ya? Oh, iya, terima kasih Pak Sofian yg telah meng-approve pembelian TabletPC, dan juga kepada Mbak Lina yg telah dengan sabar menemaniku. Tak lupa pada Tuhan Yesus yg telah memberikan banyak sekali berkat, rahmat dan rejeki padaku.

Monday, August 01, 2005

Hasil Ujian Semester

Akhirnya nilai ujian keluar, yaitu A dan B+. Sayang, kurang dikit, seharusnya kalau dapat A untuk kedua mata kuliah tersebut, bisa saja jadi rekor di STIE SUPRA. Soalnya belum ada yg pernah dapat nilai A untuk semua mata kuliah.

Kecewa? Ah... kecewanya sedikit saja. Dan tidak usah berlarut-larut. Menghibur diri nih? Biarin!

Bulan Penuh Kemalangan dan Hikmah

Bulan Juli ini bulan yg penuh berkat sekaligus penuh kemalangan. Betapa tidak? Dalam bulan ini begitu banyak kenangan indah dan penuh rejeki tetapisekaligus banyak kejadian buruk. Dimulai ketika harus berangkat ke Gorontalo. Sebuah peristiwa indah & menyenangkan. Tetapi harus kecewa karena kehilangan uang yg jumlahnya cukup besar. Tapi sudah kurelakan, semoga dapat menjadi berkat dan manfaat bagi yang "menemukannya".

Kemudian sewaktu pulang ke Jakarta (Jumat 29 Juli), pesawat harus delay 2,5 jam. Seharusnya berangkat jam 17.00 WITA, akhirnya baru berangkat jam 19:30 WITA. Sempat emosi sama petugas bandara. Sudah jelas kalau sampai Jakarta kemalaman. Sampai rumah Bekasi jam 00:30 WIB.

Sampai rumah terhenyak melihat plafon rumah ambrol. Barang-barang di bawahnya hancur berantakan. Kata Herman ternyata sudah terjadi 3 hari setelah keberangkatanku ke Gorontalo. Ketahuan di atas plafon banyak batako beton yg ditumpuk begitu saja. Kayaknya kayunya keberatan sehingga ambrol.

Hari Sabtu sewaktu berangkat mengajar di STIE Supra Kelapa Gading, hampir sampai kampus, ban belakang motor bocor. Aih... Kok ya sempat-sempatnya bocor, padahal kampus sudah di depan mata. Syukurlah ada tukang tambal ban cuma beberapa ratus meter saja.

Selang sehari lappie (maksudnya laptop) mendadak ngadat, menampilkan "Blue Screen of Death" khas MS Windows. Ubuntu juga tdk bisa membantu. Akhirnya seharian ngoprek lappie sampai bisa jalan lagi walau pun harus instal ulang sistem.

Kemalangan bertambah ketika Minggu (31 Juli 2005) sore sadar bahwa KeyBCA telah raib dari tempat semula. Kontan aku telpon semua orang yg bisa saja tahu dimana letaknya. Soalnya sehari sebelumnya aku ada di rumah Mbak Dewi, siapa tahu jatuh di rumahnya atau dimainkan Ryan keponakanku. Pokoknya heboh banget. Soalnya KeyBCA ini penting artinya bagiku. Setelah buku rekening hilang dan kartu ATM diblokir, maka satu-satunya akses ya lewat KeyBCA ini. Padahal jumlah uang yg disimpan (bagiku) banyak sekali. Jika ini harus hilang, maka tidak ada cara lain untuk mengakses uang tersebut.

Tetapi sekali lagi Tuhan memberikan pencerahan. Maklum sebelumnya aku sudah 2 minggu tidak ke gereja, jadi mungkin dunia ini menjadi gelap bagiku yg berakibat kemalangan beruntun menimpaku. Berikut adalah hasil/hikmah yg dapat kupetik dari kemalangan2 tsb:

1) Kehilangan uang beberapa juta itu tidak artinya dibanding kesehatan dan keselamatanku di Gorontalo. Dan aku merelakannya dengan anggapan orang yang "menemukan"-nya sangat membutuhkannya dari pada aku. Semoga bermanfaat baginya.

2) Delay pesawat 2.5 jam itu murni karena kendala teknis & operasional. Aku bersyukur karena perjalanan aman, nyaman dan selamat walau harus delay.

3) Plafon rumah yg ambrol. Ini memang sudah agenda untuk diperbaiki, tapi ditunda melulu. Akhirnya ambrol juga. Puji Tuhan karena saat ambrol aku tidak ada di kamar. Seandainya sedang kerja di kamar, tak tahulah apa yg terjadi denganku. Soalnya ambrolnya di atas meja kerjaku. Lagi pula ternyata biaya perbaikannya tidak mahal sekali.

4) Ban bocor itu mah sudah sering terjadi. Jadi kuanggap bukan murni kemalangan.

5) Lappie rusak. Tidak tahu penyebabnya yg spesifik. Mungkin RAM yg karena terguncang2 di pesawat jadinya kendor sehingga merusak file sistem di harddisk. Puji Tuhan yg hancur cuma drive C yg hanya berisi sistem dan aplikasi. Semua data & program penting ada di drive D dan E selamat. Sedangkan 2 partisi lain untuk Ubuntu & swap-nya.

6) KeyBCA ketemu pagi ini (Senin 1 Agustus). Ternyata Herman menyimpannya di bawah meja pendek saat tukang membetulkan plafon. Peristiwa ini akhirnya memaksa aku untuk buka rekening baru. Soalnya ke-2 rekening BCA-ku hilang bukunya. Yang satu hanya berbekal kartu ATM, sedangkan yg satu hanya berbekal KeyBCA (untuk iBanking). Hari ini aku akan buka rekening di Mandiri. Tidak lupa transfer sejumlah uang ke rekening BCA-ku yg ada ATM-nya. Terus ambil uang untuk modal buka rekening di Mandiri.

Ah... rasanya banyak sekali yg bisa diceritakan, tapi tidak cukup kesempatan untuk menuliskannya. Semoga saja mulai tanggal 1 Agustus ini tidak ada kemalangan lagi yg menimpaku. Satu hal yang terpenting dari itu semua adalah bahwa itu semua adalah murni kebaikan Tuhan. Di balik semua kemalangan (dan cobaan), selalu ada hikmah dari Tuhan. Kuk yg dipasangkan ke pundak kita tidak melebihi kekuatan kita. Dan kuk tersebut adalah enak (saat kita mengetahui hikmah di baliknya). Terima kasih Tuhan. Terima kasih Papa, Ibu, kakak2ku, adikku, istriku, anakku, sahabat-sahabatku terkasih yang selalu mendoakan aku. Tanpa mereka yang selalu mendukungku, entahlah apa jadinya aku sekarang.