Saturday, May 28, 2005

Listrik Bagi Kehidupan Kita - Independent Power

Sedikit terhenyak ketika PLN mengajak kita (customer-nya) untuk mengirit penggunaan listrik. Bahkan kemudian PLN menggilir beberapa daerah padam supaya dapat meng-cover total penggunaan listrik. Beberapa pihak menanggapinya dengan sinis. Tidak sedikit yg memprotes & mencacinya. Terutama karena kita sebagai konsumennya sangat dirugikan.

Tampaklah bahwa sebenarnya kita dewasa ini sangat tergantung dengan apa yg dinamakan: LISTRIK. Dari penerangan, piranti hiburan, komunikasi, penyejuk udara, sampai alat-alat penunjang pekerjaan dan belajar, tidak lepas dari colokan listrik. Sejak dari bayi kita telah menikmati listrik. Betapa sangat tergantungnya kita dengan listrik. Sayangnya adalah pemasok listrik saat ini didominasi (dimonopoli?) oleh PLN. Ketika sejenak kita harus mengalami padamnya listrik (entah karena memang rusak, gangguan, atau pun kena giliran pemadaman), maka kita berteriak dengan lantang. [Maklum, kenyamanan kita terusik]

Sekali lagi saya cuma berpikir dari sudut pandang yang lain. Karena kita harus menyikapinya dgn arif. Gangguan ini tidak mutlak kesalahan PLN. Sumbangan terbesar adalah karena besarnya ketergantungan kita pada LISTRIK. Nah, saya mencoba mengusulkan beberapa usulan bagi kita semua khususnya, justru bukan untuk PLN, karena kita tahu-lah sulitnya mengubah suatu institusi [khususnya pemerintah].

Lalu apa yg bisa saya usulkan? Ada 3 macam, yaitu: 1) Menggunakan listrik dengan bijak; 2) Mengurangi ketergantungan pada PLN; 3) Mandiri total dari PLN. Mari kita ciba bahas satu per satu.

1) Menggunakan listrik dengan bijak, tidak lain adalah dgn penghematan. Gunakan listrik seperlunya, gunakan pula peralatan yg mengkonsumsi listrik sedikit. Bisa juga menggunakan invertor atau alat-alat sejenis yg dpt mengurangi konsumsi listrik. Sesuai dengan anjuran PLN dong? Iya sih...

2) Mengurangi ketergantungan pada PLN. Sulitkah? Ah... enggak kok. Kita sebenarnya telah memulainya. Tengok saja handphone kita. Bukankah dia telah memiliki baterai yg dapat diisi ulang? Kita membutuhkan listrik hanya saat mengisi ulangnya saja, dan itu hanya butuh beberapa jam saja (berkisar 1 s/d 3 jam) untuk pemakaian beberapa hari. Demikian pula dengan notebook/laptop. Kita bisa menggunakannya sampai lebih dari 4 jam (dgn Centrino) dan hanya membutuhkan waktu 2.5 jam untuk mengisi ulang baterai. Jika saja banyak piranti elektronik yg menggunakan baterai embedded dengan konsumsi daya yg efisien, tentunya kita dapat mulai mengurangi ketergantungan pada PLN. Contoh ekstrim adalah mobil/motor. Mobil/motor telah memiliki pembangkit listrik independen. Memang sih membutuhkan bahan bakar untuk membangkitkannya, tapi paling tidak sudah menjadi contoh yg jitu untuk menggambarkan independensi (ketidaktergantungan) dari PLN.

3) Mandiri total dari PLN. Nah, ini yg paling oke punya. Bayangkan jika kita memiliki pembangkit listrik secara mandiri di setiap rumah. Atau jika tidak setiap rumah, kita bisa urunan untuk satu RT/RW atau Kelurahan. Teknologinya bisa macam-macam, karena memang tersedia banyak pilihan. Misalnya: pembangkit listrik tenaga angin (pakai kincir), tenaga matahari (solar cell; jadi ingat jam & kalkulator solarcell), pembangkit mini tenaga air (jika kompleks perumahan dekat sungai), bahkan tenaga gelombang laut (sudah ada lho! Dulu banget pernah lihat di TV). Atau pun jika menggunakan generator listrik, kita bisa menggunakan bahan bakar Bio Fuel yg terbuat dari olahan singkong, pohon jarak, kelapa sawit, tebu, sagu atau dari sumber alam lainnya. Ini adalah solusi bahan bakar yg renewable (dapat diperbaharui).

Seperti halnya kampanye Internet Goes to School atau RT/RW.net dari Kang Onno W. Purbo, mungkin perlu adanya kampanye Independent Power secara besar-besaran untuk perumahan. Saya yakin teknologinya bisa [atau telah?] dikembangkan oleh pemuda/i Indonesia sehingga dapat diaplikasikan dgn efektif & efisien untuk perumahan. Saat ini saya juga sangat yakin bahwa masyarakat lebih membutuhkan listrik dari pada internet.

Surprise Nilai UTS

Hari ini benar-benar surprise. Nilai UTS sudah keluar. Yg bikin surprise adalah nilai ujian Analisis Investasi & Manajemen yg 100. Suatu angka yg tertinggi yg pernah aku raih selama kuliah MM ini. Tapi tidak sendirian karena ada 8 orang lain yg juga bernilai 100. Kemudian nilai Manajemen Keuangan Perusahaan dapat 80. Sedangkan Neti (adikku) keduanya dapat 70.

Ah semoga nanti saat UAS juga dapat nilai yg bagus. Tuhan, bantu aku supaya bisa belajar dan bekerja ya? Sehingga semuanya dapat berhasil. Karena karyaku sebenarnya adalah Karya-Mu.

Amin.

Monday, May 23, 2005

Sweeping Warnet Temanku

Beberapa hari yang lalu warnet temanku yang di Bandung di-sweeping aparat. Sebanyak 18 PC harus direlakan dibawa aparat. Ini berkenaan dengan software bajakan yg dipakainya. Padahal telah berkali-kali aku mengingatkannya untuk melegalisasikan software2nya. Melegalisasikan itu bukan cuma berarti: membeli software resmi, tapi bisa juga menggunakan software alternatif. Misalnya menggunakan software yang open source.

Sebenarnya banyak sekali produk open source yang hebat dan handal. Banyak sekali sistem operasi berbasis Linux yang dipakai di server-server web dan juga di perusahaan-perusahaan besar. Bahkan IBM terang-terangan mendukung Linux. Arus deras open source ini juga membuat SUN meng-open-source-kan Solarisnya. Sebagai catatan: Solaris adalah salah satu turunan UNIX yang komersial dan hebat. Sayangnya hanya jalan di sever SUN saja. Nah, Linux dan berbagai distro-nya adalah clone dari Unix yg bisa jalan di PC biasa, dan yg terpenting adalah Linux adalah open source dgn lisensi GNU/GPL (www.gnu.org).

Kembali ke nasib temanku, sekarang dia menggunakan Gentoo Linux. Untung dia masih punya 2 warnet lagi di Cikampek dan Karawang sehingga masih bisa me-recover kerugian. Selamat berjuang lagi temanku, semoga sukses, karena selanjutnya engkau sudah legal dengan software open source.

BTW, jangan lupa software Sisfo Kampus 2005-ku ya? Itu salah satu alternatif Software SIM (sistem informasi manajemen) yg open source. Detail ada di www.sisfokampus.net.

Friday, May 20, 2005

Berkonsultasi Dgn Dosen

Hari Kamis siang, aku, Mbak Lina & Neti janjian dengan Bu Yanki untuk konsultasi tesis. Lho kok dengan Bu Yanki? Padahal beliau bukan dosen pembimbing tesis kami. Ya itulah keunikannya. Kami butuh dosen pembimbing dan Bu Yanki dgn segenap kebaikan hatinya merelakan waktunya untuk membimbing kami. Kebetulah pagi & malamnya Bu Yanki mengajar di Supra Kelapa Gading. Kebetulan pula aku mengajar malamnya di tempat yg sama.

Sebelum konsultasi, kami maem-maem dulu di Gaza di lantai 1. Kenyang banget deh. Soalnya modelnya prasmanan. Tahu kan kalo prasmanan itu bisa ngambil sepuasnya? Tidak lupa menghabiskan es 3 gelas kecil. Ih... habis itu mendadak perut jadi gendut.

Tibalah waktunya untuk konsultasi. Bu Yanki banyak memberikan masukan yg berguna. Terima kasih Bu Yanki. Anda adalah 1 dari sedikit dosen yg baik hati yg memang mengabdikan diri untuk dunia pendidikan. Bukti lain adalah beliau dengan semangat mengambil pendidikan S3 tanpa sponsor. Semoga Ibu berhasil.

Ujian Tengah Semester

Besok (Sabtu, 21 Mei 2005) aku harus menghadapi UTS. Padahal aku belum belajar sama sekali. Tidak seperti semester2 yg lalu dimana aku tetap PD (percaya diri) walau tidak belajar, kini aku tidak PD babar blas. Mungkin terpengaruh mood-ku di semester ini yg sedang turun karena teman2 dekat sudah selesai kuliah mereka.

Oh iya, semester ini ujian tidak boleh pakai notebook lagi. Padahal aku sudah terlalu tergantung dengan notebook. Alasan dari aturan baru ini adalah:
  1. Menjaga kenyamanan & konsentrasi seluruh peserta ujian.

  2. Memberikan kesempatan untuk melakukan ujian secara fair play terhadap seluruh mahasiswa.

  3. Menghindari dilakukannya perlakuan abusing (penyalah-gunaan) terhadap fasilitas & perangkat data-komunikasi selama ujian.

Hi.. hi.. hi.. Aturannya bahasanya kok rada berantakan ya? Yang jelas sempat debat kusir sama Pak Bruce. Kata Bu Yanki sih lebih cenderung kayak orang berantem. Pikir-punya-pikir, iya ya... Seharusnya kan tdk boleh adu keras gitu. Kalo bisa sih tetap cool down gitu lho. Usul deh, selama debat kusir seharusnya ada selingan tari, musik, atau lawakan. Kayak di acara talk show gitu lho.

Yang jelas jadi beban juga karena selama semester2 yang lalu nilai bisa maksimal. Akankah semester ini bisa juga maksimal? Seperti biasa, aku menyerahkan diri pada Tuhan. Papa, Ibu, istri, kakak2, adik, dan teman2 sudah kuberi pesan supaya turut mendoakan aku. Semoga Tuhan berkenan membantu aku & Neti besok dalam mengerjakan UTS sehingga nilai kami dapat tetap maksimal.

Tuesday, May 17, 2005

3 Hari di Bandung

Asyik juga bisa berkunjung lagi ke Bandung setelah terakhir ke sana beberapa tahun yg lalu. Berangkat Minggu pagi jam 6. Terima kasih buat Netty yg memberi tumpangan di kos-nya hari Sabtu malam. Bisa senam jantung, karena tdk bilang ke Pak Kos (suaminya Bu Kos). Soalnya kalo ketahuan cowok asing nginep di lantai 2 (area kamar cewek) bisa berabe. Netty sendiri malah tidurnya di lantai 3 yg area cowok.

Berangkat bareng Sofian. Sampe Bandung dijemput Tini temannya Sofian. Kami nginep di Hotel Augusta. Waktu lihat kamarnya, Sofian sempat mengeluh tidak nyaman. Menurutku sih kamarnya tidak jadi soal karena aku pernah menginap di tempat yang lebih buruk. Menurutku, nilai kamarnya 6 (dari skala 1 s/d 10). Cukupan lah. Sayang malamnya karena AC diset terlalu dingin (27 drjt), aku jadi pilek berat. Maklumlah aku punya alergi dingin. Semalaman berjuang melawan pilek. Sedangkan Sofian ngorok dengan asyik.

Hari Senin adalah hari pertama memberi training utk Universitas Widyatama Bandung. Terima kasih buat Tini yang bersedia mengantar kami ke sana. Training lancar. Sofian juga meluangkan waktu bertemu Bu Koes (Rektor) dan beberapa pejabat teras untuk membina network. Sorenya dijemput Tini, kemudian aku didrop di hotel dan Sofian diantar ke stasiun kereta.

Hari Selasa pagi dijemput dan diantar Tini ke Univ. Sekali lagi terima kasih buat Tini. Sayang hari kedua para peserta malah pada sibuk audit ISO. Juga yg istri dan anaknya yg opname. Alhasil training tdk bisa lancar. Malah banyak waktu yg terbuang. Materi juga tdk bisa diberikan semua. Ya... mau bagaimana lagi. Sebenarnya ada enaknya juga sih, soalnya jam 15an sdh bisa cabut. Tapi kok ya hati ini nggak enak karena materi nggak tersalurkan secara tuntas.

Berangkat ke Stasiun naik angkot. Sempat kesasar sampai stasiun (atau terminal sih?) Sadang Serang. Terus naik angkot ke arah balik. Akhirnya sampe juga setelah pusing. Sampai stasiun jam 16an dan setelah lihat jadwal kereta ternyata ada kereta jam 16:20. Tiketku jam 18:05. Dari pada nunggu 1 1/2 jam, lebih baik tuker saja ke jam 16:20. Biarlah nombok 18 rb tapi bisa pulang cepat.

Sampai Gambir dijemput Netty dengan motorku. Nah... sekarang aku sudah di rumah. Ngecek imel, balas beberapa imel, dan tidak lupa nulis blog.

Terima kasih Tuhan karena telah membuat perjalananku menjadi indah dan menyenangkan. Terima kasih juga buat Netty, Sofian, dan Tini yang banyak membantuku. Terima kasih juga buat pembaca yg mau membaca blog-ku ini. Salam.

Friday, May 13, 2005

Masalah Lagi dengan Celana

Kali ini nggak sobek, tapi basaaaaaah...
Sudah dua hari kemarin hujan deras. Siang pulang dari client kehujanan. Jalanan menuju ke rumah banjir besar. Heran, kenapa sudah lama jalan tidak kunjung diperbaiki. Kini semakin parah, hancur dan banjir. Nunggu pejabat lewat dulu kali ya supaya diperbaiki? Tapi daerahku kan termasuk kota? Nggak mungkin kalau pejabat tidak pernah lewat.

Nah, sorenya mau ngajar. Kulihat motor sudah kering. Jas hujan juga sudah agak kering walau pun masih anyep. Setelah nangkring beberapa saat kok terasa celana jadi basah? Padahal sudah kepalang jauh dari rumah, nggak mungkin untuk balik dan ganti celana. Alhasil nekat terus berangkat ke kampus. Sampai di Kampus Kelapa Gading celana basah kuyup. Ih... malu banget. Akhirnya waktu jalan kaki pantat kututup tas. Jalan di kelas di depan mahasiswa juga risih dan berusaha menutup pantat.

Selidik punya selidik, rupanya jok motorku sudah sobek. Jadi pas kehujanan air rembes masuk ke busa jok. Padahal busa kan senang sekali menyerap air. Nah pas kududuki, busanya keteken dan seperti diperas. Alhasil airnya terperas dan diserap celanaku.

Pagi jam 6 keesokan harinya aku mengantarkan Sisi ke Stasiun Gambir. Rupanya busa belum kering juga. Akhirnya celanaku basah lagi. Bosan dengan masalah basah-basahan ini, setelah dari mengantar Sisi, aku langsung mampir ke tukang jok untuk mengganti lapisan jok. Setelah itu rasanya nyaman sekali. Sayangnya celana sudah terlanjur basah.

Kuingat-ingat, rupanya masalah jok ini pernah juga kualami sebelumnya sewaktu kuliah di Supra pada hari Sabtu minggu sebelumnya. Paginya celana basah kuyup. Enaknya karena di Supra Slipi parkir motor tidak beratap ditambah hari itu terik sekali, maka sewaktu pulang jok+busa sudah kering. Waktu itu untuk mengurangi efek basah, aku menambal sobekan jok dengan selotip. Tapi ternyata tidak efektif (nggak ngefek gitu lho!).

Syukurlah, lapisan sudah kuganti. Murah kok, desain seperti aslinya cuma 25ribu. Semoga tidak jadi masalah bagi celanaku lagi.

Wednesday, May 11, 2005

Celanaku Sobek

Siang itu di basecamp Kemayoran saya tertegun sambil memegang celana bagian belakangku. Ternyata celanaku sobek di bagian pantat. Panjang sekali sobeknya. Untung saya mengeluarkan kemeja saya sehingga sobekan itu tidak terlalu nampak. Alhasil saya pulang setengah hari dengan perasaan tidak percaya diri.

Tapi saya jadi bingung karena saya tidak tahu persis kapan sobeknya. Padahal kemarin celana tersebut sudah saya gunakan ke Ukrida dan siang harinya ke bengkel. Apakah sobeknya sudah sejak kemarin? Kalau begitu sejak dari Ukrida? Atau pas ke bengkel motor? Ah... memikirkan hal itu saya jadi tersipu-sipu.

Monday, May 09, 2005

Kehancuran Bangsa-bangsa

Sejarah telah mencatat beberapa kali Tuhan memusnahkan suatu bangsa. Dimulai dari pemusnahan umat manusia besar-besaran pada jaman Nabi Nuh. Pemusnahan ini terjadi dengan adanya banjir besar yang menenggelamkan muka bumi beserta yang hidup kecuali Nabi Nuh dan keluarga dan juga pasangan binantang-binatang yang telah dikumpulkan Nabi Nuh. Setelah peristiwa itu, Tuhan berjanji tidak akan memusnahkan umat manusia seperti itu lagi. Tuhan memateraikan janji-Nya dengan pelangi.

Tetapi kejahatan manusia semakin menggila dan Tuhan tidak berkenan dengan kejahatan dan dosa manusia tersebut. Maka Tuhan memusnahkan lagi umat manusia. Tidak seluruh umat manusia tapi terbatas pada 1 atau 2 kota atau bangsa saja. Ingatkah pemusnahan kota Soddom & Gomorrah? Hanya keluarga Lot (saudara Abram/Abraham) saja yg selamat. Kemudian masih beberapa bangsa musnah, seperti En-Dor, Pompeii, dll.

Dari beberapa peristiwa pemusnahan ini, setiap kali Tuhan lewat para Nabi telah memperingatkan bangsa yang akan dimusnahkan tersebut. Dan ketika pesan dari para Nabi tersebut diabaikan, maka bencana datang pada bangsa tersebut.

Tetapi sejarah mencatat bahwa bangsa Niniwe luput dari bencana pemusnahan Tuhan. Itu karena bangsa Niniwe berkabung dan bertobat secara masal setelah Nabi Yunus mewartakan pesan Tuhan perihal kehancuran Niniwe.

Indonesia sendiri telah beberapa kali terjadi pemusnahan masal, misalnya ketika Gunung Galunggung & krakatau meletus. Terakhir adalah Tsunami di Aceh dan gempa di Pulau Nias. Sudah saatnya kita berkabung dan bertobat secara nasional agar Tuhan meluputkan kita dari bencana. Sayangnya gerakan ini belum berskala nasional karena masih cenderung exclusive dilakukan oleh agama tertentu. Benarkah Tuhan masih belum berkenan terhadap berkabung & bertobatnya bangsa Indonesia? Yang jelas bencana susulan masih berlanjut, dan tidak menutup kemungkinan berlangsung terus sampai ke Jawa.

Beda Naik Motor dgn Naik Mobil

Untuk menghibur diri sendiri karena belum bisa beli mobil. Yg jelas, bedanya:
Naik mobil: kalau panas tdk kepanasan, sedangkan kalau hujan tdk kehujanan.
Naik motor: kalau panas tdk kehujanan, sedangkan kalau hujan tdk kepanasan.

Just joking.

Sunday, May 08, 2005

Motor dgn Knalpot Bolong...

Sudah jadi tren bagi pengguna motor untuk mengganti knalpot dengan suara yg lebih kencang. Kalo nggak salah dulu disebut sebagai knalpot megaphone, sekarang sih entah namanya. Secara teknis bisa dilakukan dengan menghilangkan atau mengurangi lapisan peredam. Tapi bisa juga dengan memperpendek tabung peredam. Kalau dulu populer di kalangan motor 2 tak, tapi sekarang sudah banyak motor 4 tak yg mengadopsi knalpot kenceng ini.

Pokoknya sebel deh saat kita sedang tenang-tenang berkendara tiba-tiba mendekat motor dengan knalpot yg suaranya keras sehingga seolah kita jadi terintimidasi. Jadi serba salah. Mau santai jadi nggak enak, sedangkan mau kenceng juga nggak enak. Sering kali saya lebih baik mengalah, jalan di pinggir jalan [paling pinggir] untuk mempersilakan orang tersebut melewati saya dengan damai.

Lebih sebel lagi jika orang tersebut memang sengaja mengintimidasi dengan memainkan gasnya. Dalam hati mangkel banget. Tapi mau bagaimana lagi, kayaknya tipikal orangnya begitu. Dan ternyata orang dengan tipikal begitu sangat banyak. Setiap kali saya berkendara pasti bertemu dengan orang-orang seperti ini. Populasi motor dengan knalpot kenceng ini sudah sangat banyak, mungkin hampir menyamai populasi motor dengan knalpot normal.

Jadi inget ketika motor saya dulu knalpotnya bocor. Ngegas sedikit suaranya kenceng banget dan terdengar sumbang. Sedangkan ketika gas dilepas tiba-tiba, maka knalpot akan meledak-ledak. Betapa malunya saya waktu itu. Dari suaranya yang sumbang saja telah membuat saya malu, apa lagi ketika meledak-ledak. Pokoknya serba salah.

Kesebalan saya pada orang dengan motor knalpot kenceng ini sedikit mereda ketika mendapati pembantu saya membeli motor dengan knalpot serupa. Dari cara membawanya, dia bukan tipe orang yg sengaja mengintimidasi orang lain. Saya menduga dia tidak [belum] mengganti knalpotnya karena pendapatannya pas-pasan. Saat ini saya lebih arif dalam menyikapi orang-orang dengan motor berkenalpot keras, sambil terus berharap semoga mereka sadar bahwa orang lain terganggu oleh ulahnya.

Thursday, May 05, 2005

Hari Kenaikan Yesus Kristus ke Surga

Pada hari besar umat Nasrani ini saya rayakan sendiri dengan menonton "The Ten Commandments" di MetroTV dan ke geraja sore harinya. Kisah diambil dari Kitab Keluaran. Menceritakan peristiwa keluarnya bangsa Israel dari Mesir setelah 400 tahun menjadi budak. Di tengah ketertindasan, mereka sangat mendambakan Sang Utusan Tuhan yang dapat memulihkan bangsa Israel dari kesengsaraan.

Pendek kata, sungguh peristiwa luar biasa bahwa Tuhan tidak melupakan umatnya. Dan melalui Musa, Tuhan berkenan membebaskan bangsa ini dari Mesir dan memberikan "Sepuluh Perintah Allah". Sungguh sayang bahwa bangsa ini sangat mudah jatuh lagi ke dalam dosa. Hanya kemurahan Tuhan lah, mereka dapat keluar dan masuk ke tanah terjanji.

Berkali-kali sudah bangsa ini berpaling dari Tuhan. Berkali-kali pula Tuhan mengutus para Nabi untuk mengembalikan bangsa terpilih ini ke jalan yg benar. Tetapi berkali-kali pula bangsa ini berpaling lagi. Bahkan banyak Nabi yang menjadi korban bangsa ini.

Kehadiran Yesus Kristus, Putra Tunggal Allah di bumi ini telah memperbaharui janji Allah pada manusia. Bahwa bangsa terpilih itu bukan lagi hanya bangsa Israel, tetapi semua orang dari segala bangsa yang mengimani keselamatan Tuhan Yesus Kristus. Di dalam-Nya lah terdapat pengampunan dosa dan kehidupan kekal.

Amin.

Sunday, May 01, 2005

Talenta = Bakat ???

Banyak orang menerjemahkan talenta sebagai bakat. Dan mereka mengganggap bakat itu bawaan dari lahir, bahkan ada yg menyebutnya sebagai turunan. Benarkah demikian? Seseorang pemain musik yg hebat disebut sebagai orang yg sangat berbakat di bidang musik. Orang yg cakap di suatu bidang disebut berbakat di bidang tersebut. Bagaimana dengan pencopet? Benarkah mereka berbakat sebagai copet? Benarkah bakat mencopet itu bawaan dari lahir? Atau turunan dari orang tuanya?

Saya lebih memandang bakat itu sebagai kecakapan, dan kecakapan dapat diperoleh dengan belajar dan berlatih. Pemain musik itu pasti belajar dan berlatih dengan tekun & ulet sehingga bisa bermain musik dengan baik. Jika bakat itu bawaan lahir, seharusnya pemain musik itu sudah harus bisa main musik sejak lahir. Di sini yg perlu digarisbawahi adalah ketekunan & keuletan. Inilah yg menentukan keberhasilan proses belajar dan berlatih kita. Tanpa ketekunan & keuletan, kita tidak akan pernah bisa menggali potensi diri kita sendiri dan mengaktualisasikannya menjadi suatu hal yg berguna, baik bagi kita sendiri mau pun bagi orang banyak.

Tetapi saya tidak memandang bakat sama halnya dengan talenta. Tuhan memberikan talenta bagi manusia. Dan saya mengartikannya sebagai kesempatan dalam mengaktualisasikan diri kita, tentu dengan bakat kita. Dan hendaknya talenta [kesempatan aktualisasi diri] ini kita pergunakan dengan sebaik-baiknya karena kita harus mempertanggungjawabkannya pada Tuhan. Bukankah orang yg tidak mengembangkan talentanya dan tidak menjadikannya berguna/berarti bagi kita sendiri mau pun bagi orang banyak akan dihukum Tuhan? Jika tidak, Tuhan akan mengambil talenta [kesempatan] itu dari kita dan memberikannya pada orang lain yg mampu menghargai dan mengembangkan talenta.

Carut Marut di Hari Pendidikan Nasional

Tgl 2 Mei adalah Hari Pendidikan Nasional. Teringat dahulu kala ketika masih duduk di bangku SD, SMP dan SMA dimana pada hari tersebut selalu diadakan upacara. Tetapi Hari Pendidikan Nasional 2005 ini upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional dibatalkan di UGM karena ada masalah dengan gaji dosen UGM. Walau naik 25% sampai 40%, mereka tetap belum puas. Memang sih dibandingkan gaji rektor yg naiknya 400% memang jadi tampak sangat tidak adil. Berita selengkapnya ada di www.detik.com, yaitu: Gesekan di UGM Makin Ramai?.

Antara pihak manajemen dan pihak dosen saling bersitegang dan para dosen akan mengadakan mogok kerja pada Hari Pendidikan Nasional besok pagi. Mahasiswalah yg akan sangat dirugikan, sementara pihak manajemen (rektorat) masih terlena dengan kenaikan gaji 400% tanpa mempedulikan aspirasi para dosen dan juga nasib para mahasiswa. Buktinya SK kenaikan gaji telah keluar dahulu yg belakangan menuai protes dosen.

Saya hanya merenung saja. Saat ini saya adalah seorang dosen honorer yg hanya dibayar sesuai dengan jumlah kehadiran mengajar saya. Itu pun sangat kecil. Juga sering satu semester saya tidak mengajar sama sekali. Saya berpikir: mana cukup jika saya mengandalkan profesi sebagai dosen [honorer]? Selain kecil juga tidak tetap?

Sementara bagi saya kecil, ternyata di daerah sana, dimana teknologi belum menjangkau, para guru SD, SMP dan SMA Negeri yg juga honorer menerima upah yg jauh lebih kecil dari yg saya terima. Parahnya mereka mendedikasikan hidup mereka untuk mengajar tanpa menyambi pekerjaan lain. Tak perlu mempertanyakan dedikasi mereka, saya pernah melihatnya secara langsung di sebuah daerah di tempat KKN (Kuliah Kerja Nyata) saya dulu, betapa para guru di sana mengajar dengan penuh dedikasi.

Saat ini di tengah carut-marut di dunia pendidikan Indonesia ini, saya cukup berbangga bahwa saya dapat hidup sebagai dosen, tenaga pengajar yg mengabdi di dunia pendidikan bagi masyarakat, tetapi saya tidak perlu kuatir dengan penghasilan saya dari dunia ini. Karena selain sebagai dosen, saya juga seorang wirausahawan. Karena berkat Tuhan, saya mendapat banyak rejeki dari hasil wirausaha saya, dan saya tetap dapat mengabdi di dunia pendidikan.