Monday, September 26, 2005

Ke Semarang Lagi

Hari Minggu 25 Sept '05 aku kembali lagi ke Smrg, kampung halamanku yg ke-2 setelah Tegal. Kali ini tdk sekedar berlibur melepas kangen pd keluargaku, tapi membawa misi khusus, yaitu mengantar Axel berobat. Rencana Axel berobat tgl 29 Sept di MMC diperiksa oleh Dr Melly Budiman. Kemudian dibuatlah rencana yg matang. Tgl 27 (Selasa) berangkat dr Smrg jam 13. Kami berencana mampir & bermalam di Pemalang di rumah Tante Sus sekalian pinjam sopirnya. Besok paginya langsung berangkat ke Jkt & kami akan bermalam di Apartemen Aston yg telah kami book jauh hari sebelumnya. Baru paginya jam 9an periksain Axel.

Setelah periksa acaranya bebas. Yg jelas tgl 1 Okt kami harus pulang ke Smrg lagi. Praktis aku harus cuti 1 minggu. Sempat diprotes client sih, tapi acara ini tdk bisa diganggu gugat, soalnya sdh booking Dr Melly 6 bulan sebelumnya. Selain itu PDC Cikarang sdh menungguku utk menuntaskan migrasi data & masuk ke tahap Beta. Jadi Sabtu pulang Smrg & Minggu balik lagi ke Jkt. Senin ke PDC kalau bisa menumpang Mbak Pipit. Semoga bisa.

Sudah 2 hari ini menikmati Smrg, tapi sayangnya kelangkaan BBM juga terjadi di Smrg. Tadi melihat antrean panjang pembeli BBM di 3 lokasi POM. Kemarin melihat di TV kalau di Smrg terjadi kelangkaan minyak tanah. Apalagi alasan Pertamina ya? Padahal Pertamina menjamin ketersediaan stok BBM menjelang kenaikan harga di bulan Okt nanti.

Akhirnya aku hanya bisa berdoa, Semoga besok perjalanan & acara kami dpt berjalan dengan lancar & terutama dpt memberikan manfaat & kemajuan bagi Axel. Amin.

Saturday, September 24, 2005

Tukang Ketoprak

Ucup, begitu kami biasa memanggilnya. Ucup adalah seorang penjual ketoprak yang setiap malam mangkal di depan rumahku. Jam kerjanya mulai jam 6 hingga dini hari. Anehnya, dia hanya membekali diri dengan kaos sederhana dan sendal jepit untuk berjualan semalaman. Jadi kepikir, pernah masuk angin nggak ya?

Suatu malam sambil membeli ketopraknya kami mengobrol. Terbukalah lembaran masa lalunya. Sejak kecil Ucup sudah dididik untuk mandiri. Dari mengurus diri sendiri sampai memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Walau pun masih SD, Ucup telah bisa membeli baju sendiri dari hasil jerih payahnya. Kedua orang tuanya adalah seorang yang sederhana dengan hidup yang pas-pasan dan tinggal di sebuah desa kecil di Cirebon. Terbayang bahwa kehidupan keluarganya sangat sederhana di bawah garis kemiskinan.

Sayangnya Ucup sekolah hanya sampai SD. Dan sekarang dia menekuni bisnis ketopraknya. Setiap malam cukuplah omzetnya dengan harga jual 3 ribu rupiah. Dan sudah beberapa tahun ini harganya tetap 3 ribu. Padahal harga BBM dan inflasi sudah beberapa kali dilaluinya. Ketika kutanya, "Harga tidak naik, Cup?". Dengan lugu dia menjawab, "Tidak Mas, harga bahan bakunya tidak naik." Yap, jawaban yang menyentuh hati. Terbayang semua bahan baku Ketopraknya dan juga minyak tanahnya. Kebanyakan memang tidak naik. Tapi tidak tahu apa jadinya jika minyak tanah juga naik.

Baginya semuanya itu sudah cukup. Dengan biaya hidupnya yang sederhana, dia tidak perlu menaikkan harga ketopraknya. Dia tidak memerlukan apa-apa selain yang diperlukannya saja. Hebatnya lagi, dia mengaku tidak pernah sakit. Sejak dia kecil sampai sekarang tidak pernah sakit. Luar biasa.

Aku mengaguminya sebagai orang yang lugu, hidup sederhana sesuai dengan kebutuhannya saja, jujur dan juga tidak berpikir macam-macam. Dengan hidupnya yang sederhana, dia mampu menabung uang dalam jumlah yang banyak yang dia pergunakan untuk pulang ke Cirebon setiap bulan dan memberikan uangnya pada kedua orang tuanya. Benar-benar manusia alami dan juga tidak tersentuh teknologi dan gaya hidup materialistis. Dan yang terpenting adalah jiwanya yang manusiawi dan nrimo (menerima hidup apa adanya), selalu hidup untuk melayani walau pun upah yang dia terima tidak seberapa. Sungguh sulit menemukan penjual makanan seperti dia.

Setelah itu jadi menengok diri sendiri. Bisakah aku hidup seperti dia? Bisakah hidup sesuai dengan kebutuhan saja? Bisakah hidup dengan cara yang sederhana? Bisakah berpikir sederhana, tidak materialistis, tidak berambisi, tidak terobsesi, dan tidak-tidak yang lain, yang kebanyakan dipikirkan oleh orang-orang Metropolis?

Suatu jawaban yg sulit. Yang jelas, aku telah bertemu dengan orang-orang seperti Ucup, dan kebanyakan mereka telah berusia lanjut sekali. Aku yakin orang-orang seperti Ucup sangat diberkati Tuhan. Berkat itu biasanya usia yang lanjut dan ketahanan fisik yang luar biasa.

Friday, September 16, 2005

Bagaimanakah Kabarmu?

Bertahun-tahun tdk berjumpa. Tak kudengar sedikit pun kabar darimu. Beberapa kali kamu hadir dlm mimpiku. Selalu menggelitik pikiranku untuk bertanya, "Bagaimanakah kabarmu? Dimanakah kini engkau berada?"

Hidup ini telah lama berubah sejak terakhir kita berjumpa. Teknologi telah sedemikian canggih sehingga kita tdk merasakan lagi batasan waktu & ruang. Kini kita dpt berkomunikasi dari mana saja dan kapan saja. Dan momen2 indah dpt kita abadikan dlm media yg lebih abadi dlm bentuk digital yg tdk lekang dimakan waktu dan dpt dengan mudah kita lihat kapan saja kita kehendaki.

Tetapi engkau, sahabatku, engkau bagian dari masa laluku yg belum terjamah oleh canggihnya teknologi. Dan kita terserakkan ke tempat & waktu yg berbeda. Tetapi, memori indah itu telah terekam dlm otakku. Di dalam mimpi aku memutar kembali kenangan masa-masa kita bersama. Di saat kita menorehkan tinta warna-warni dlm lembaran kehidupan kita.

Betapa arti persahabatan itu sangat berarti dalam hidup kita. Dan saat ini kita cukup beruntung karena teknologi dpt menghubungkan kita dari mana saja dan kapan saja. Jadikan itu sarana terbaik bagi kita untuk sekedar bertanya, "Bagaimanakah kabarmu hari ini, Sahabat?"

[Untuk semua sahabatku semasa aku TK, SD, SMP Tegal & Pemalang, SMA, Battery Rock Band, UNDIP, The Squad Rock Band, UNIKA, UGM, RS Mitra Bekasi & Jatinegara, ACT, Jalok, Supra, Sisfo Kampus, Netmaster, Gtlo yg begitu memberi warna dlm hidupku. Dan teristimewa bagi sahabat terbaikku, sahabat karib di masa kini, LTA, kamulah sahabatku yg tersisa kini.]

Wednesday, September 14, 2005

Himbauan Wapres Agar Rakyat Berhemat

Seruan Wapres berkenaan dgn rencana kenaikan BBM: Wapres: BBM Naik Awal Puasa Agar Rakyat Berhemat. Saya agak sedih ketika rakyat ini harus berhemat lagi. Beberapa waktu yg lalu kita diajak berhemat listrik. Sekarang BBM. Waktunya juga tepat: saat bulan puasa bulan yg tepat untuk berhemat apa pun juga.

Tetapi saya melihatnya agak janggal. Rakyat dihimbau hemat, tapi apakah para petinggi negeri ini juga dpt berhemat? Kami rakyat kecil ini sdh biasa berhemat. Kalau pun kami sedikit boros, itu wajar karena yg kami boroskan adalah uang kami sendiri yg kami peroleh dgn jerih payah kami membanting tulang setiap hari.

Lalu bgmn dgn rakyat yg hidup di bawah garis kemiskinan? Mereka yg tidak memiliki apa2 lagi. Kemewahan tdk pernah mereka kenyam. Apa lagi yg dpt dihemat?

Bagaimana dengan pemborosan yg dilakukan oleh petinggi (dan juga bawahannya yg mendukung) yg korup? Yg rumahnya gemerlap bak istana yg konsumsi listriknya mampu menerangi seluruh rumah di perkampungan kumuh? Yg setiap hari bermobil dgn tdk peduli berapa konsumsi BBM-nya? Maklum, mobil mewah dgn cc besar. Ironisnya semua biaya2 operasional para petinggi itu dibayar dgn uang rakyat.

Okelah rakyat berhemat karena memang tdk ada lagi yg dpt kami boroskan. Tapi himbauan ini jangan sekedar lips service. Mulailah dari yg menghimbau dan juga seluruh jajarannya. Berantas semua pemborosan & potensi pemborosan yg langsung maupun tdk langsung. Jadilah teladan bagi kami, rakyat Indonesia. Jika Anda tdk tahu cara berhemat rakyat, atau ingin tahu rasanya hidup hemat yg lebih hemat lagi, silakan tanyakan pada rakyat Anda.

Saturday, September 10, 2005

Siapakah saya?

Hari berganti hari. Jarum jam serasa berputar sangat kencang. Di tengah tuntutan hidup, waktu ini seolah tdk cukup. "24 jam sehari? Seandainya sehari bisa lebih dari 24 jam," pikirku sambil membayangkan pekerjaan yg telah lama menunggu utk kuselesaikan.

Seperti kebanyakan pekerja, aku sering kali tenggelam di timbunan pekerjaan. Waktu habis hanya untuk bekerja. Dan akhirnya terjebak dalam rutinitas tak terputus. Tetapi apa yg kudapat? Apakah itu sepadan dengan apa yg kudapat? Cukupkah gaji yg kuterima? Setimpalkah dgn pengorbanan waktu hidupku demi lembaran2 uang yg akan segera habis entah untuk apa?

Keputusan harus diambil! Aku tdk ingin terjebak dlm lingkaran tak terputus ini. Aku ingin bekerja saat aku ingin. Aku ingin memanfaatkan waktuku tdk hanya untuk bekerja. Waktuku adalah hidupku. Aku ingin mengisinya dengan sesuatu yg indah, hebat, dan bermanfaat tidak hanya bagiku dan keluargaku, tetapi juga bagi banyak orang. Aku ingin menikmati waktuku dan tdk ingin hidup terkekang oleh waktu dan tertimbun tumpukan pekerjaan.

Waktu terus berlalu. Hampir 3 tahun menapak waktu. Tak kurasa aku telah memulai perubahan. Kini tersadar bahwa visi & misi 3 tahun lalu itu merupakan perjuangan besar. Rentetan peristiwa mewarnai jalan panjang perjuangan ini. Dan aku sadar bahwa kini waktu berpihak padaku. Waktu berputar seiring dengan langkah kakiku. Akulah yg menentukan isi dari waktuku. Inilah kemenanganku yg pertama: aku berhasil menguasai waktuku.

Tetapi perjuangan berikutnya telah menanti! Yaitu perjuangan untuk mengisi waktuku sehingga dpt bermanfaat & menjadi berkat, tidak hanya bagi keluarga, tapi juga bagi sesama. Di sinilah perjuangan besar telah kumasuki demi menemukan jati diriku. Siapakah aku? Akulah yg menentukan! Apa yg kuperbuat dan apa yg kuhasilkan dalam waktuku akan membentuk aku.

Dalam doa, aku terus memohon pada TUHAN agar merestui langkahku dan memberkati waktuku. Amin.

Saturday, September 03, 2005

Dua Setengah Tahun Sisfo Kampus

Tidak terasa Sisfo Kampus telah berusia lebih dari 2,5 tahun. Dimulai dari usaha pribadi, kini telah menjadi perusahaan resmi, walau pun masih berskala kecil. Tapi dilihat dari pertumbuhan & perkembangan, kami dpt merasakan kebanggaan. Terutama karena kami merintisnya benar2 dari awal dgn hanya bermodalkan nekat, tekat & mimpi.

Lewat 2 tahun ini pula kami mulai berbenah manajemen. Dimulai dari sistem keuangan yg lebih tertib & profesional & sistem kerja yg lebih terarah. Tapi sayangnya kami masih sibuk dgn kegiatan2 di luar perusahaan, misalnya kuliah, mengajar, proyek kolaborasi dan juga acara2 keluarga. Semuanya membuat kami kurang fokus & tdk 100% mencurahkan waktu kerja ke Sisfo Kampus. Walau pun demikian kami dpt berbangga karena kami tidak pernah kekurangan. Tahun ini telah 3 client tergaet, terdiri dari 2 Total Solution & 1 Partial Solution.

Terima kasih pada TUHAN yg telah membantu, membimbing & merestui usaha kami. Juga bagi segenap keluarga & sahabat2 kami yg mendukung, merestui & terus mendoakan kami. Sampai sekarang kami masih terus berjuang untuk membuktikan pilihan hidup kami ini layak untuk terus diperjuangkan.

Friday, September 02, 2005

Wisata Alami?

Hari Minggu 28 Agst 2005 (telat posting blog nih) aku diajak Mbak Pipit sekeluarga jalan2. Dalam perjalanan akhirnya diputuskan pergi ke Ancol melihat Sea World. Hari Minggu ini Ancol amat-sangat padat. Begitu pula di Sea World. Masuk terowongan air hawanya panas sekali. Jadi keringetan deh.

Jadi berusaha menyelami para pengunjung yg berjubel. Setelah 5 (atau 6) hari bekerja, hari Minggu inilah kesempatan baik bagi mereka untuk refreshing dan berkumpul bersama keluarga. Memang sih banyak sekali tempat hiburan modern seperti bioskop, cafe, diskotik, pementasan musik, dll). Tapi sampai kini wisata ke alam tetap sangat diminati. Puji Tuhan Indonesia memiliki alam yg indah & kaya flora & fauna. Dan syukurlah di beberapa tempat di metropolitan ini memiliki tempat wisata alam (flora & fauna). Walau pun sayangnya sdh tdk 100% alami lagi.

Oh ya, wisata alam sekarang banyak dikemas dalam kegiatan2 yg menarik, misalnya Outbond, Arung Jeram, Panjat Tebing, Camping, Perang-perangan, dll. Asyik juga ketika dipadu dgn olah raga, misalnya surfing, diving, rally, balap, Para Glider, Terjun Payung, dll.

Betapa ramainya bisnis pariwisata ini. Tdk hanya untuk wisatawan domestik, tapi telah mampu mendatangkan wisatawan mancanegara. Dan bisnis ini masih sangat potensial untuk mendapatkan devisa dari luar negeri. Mampukah kita menarik kembali wisman (Wisatawan Manca Negara) yg dulu sempat menaikkan pamor pariwisata Indonesia? Jadi ingat Gorontalo, negeri yg memiliki banyak keindahan alam. Perlu usaha yg keras & terpadu untuk memperkenalkan Gtlo sampai ke Manca Negara sehingga Indonesia tdk hanya dikenal Bali-nya.