Monday, July 25, 2005

Gorontalo = Mangkuk Bumi?

Minggu 25 Juli, kami ber-7 piknik ke Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. Nama ini mengabadikan 2 orang pahlawan Sulawesi. Ada pemandian air panasnya. Yg jelas indah sekali. Saat itu kebetulan ada check sound untuk Festival Band malamnya. Satu yg perlu dicatat adalah bahwa remaja putri dan ibu-ibu di sini berenang dengan baju lengkap. Tadinya aku pikir ini ibu-ibu kecebur, ternyata setelah melihat ibu-ibu yang lain yg juga berenang pakai baju lengkap, akhirnya aku sadar bahwa memang begitulah trend-nya di sini.

Sehabis itu mampir makan di rumah makan lesehan Nunu dan aku pilih makan Coto Makassar saja. Setelah itu perjalanan dilanjut ke Benteng Otanaha lewat jalur mobil, tidak jalan kaki, maklum tinggi sekali, konon ada 300 anak tangga. Aku sih ogah ngitunginnya. Cape.

Dari sini tersadar bahwa Gorontalo itu seperti sebuah mangkuk bumi raksasa, dan Gorontalo ada di tengahnya. Satu-satunya jalan akses darat adalah di belahan mangkuk tersebut. Mungkinkah dahulu Gorontalo sebuah mangkok raksasa? Karena terbelah itulah akhirnya airnya keluar dan hanya tersisa sedikit? Kini danau ini pun sudah mengalami pendangkalan dan pinggirannya sudah banyak ditinggali penduduk.

Ah, betapa misteriusnya Tuhan itu, kita tidak dapat menalarnya dengan pikiran kita. Itu semua hanya perlu: "iman" untuk memahaminya.

Saturday, July 23, 2005

Hari ke-7 di Gorontalo

Wah... ternyata sudah seminggu di Gorontalo.

Sedikit berkilas balik. Berangkat Minggu 17 Juli 2005 jam 5:30. Betapa beratnya karena hari Sabtu sebelumnya aku harus ujian 2 mata kuliah yang dilanjut meeting tesis. Kemudian sorenya harus mengajar di Kelapa Gading 2 sesi untuk menggantikan sesi minggu depannya karena aku tidak bisa mengajar. Terima kasih Mbak Lina yang telah berbaik hati mengantarkan aku dan Neti sampai Kelapa Gading.

Sabtu malam sehabis ngajar langsung ke bandara. Di sana sudah ada Untung di Quality Hotel Bandara. Dia memang kutugaskan reservasi jauh hari dan in duluan. Pagi-pagi jam 4 harus sudah bangun. Sarapan jam 4:30, dan jam 5:00 harus boarding pass.

Mungkin agak ndesit (ndeso orang Jawa bilang) kalau aku berterus terang bahwa ini adalah penerbanganku yang pertama. Sudah gerang begini baru menikmati naik pesawat? Biarin aja!!! Tapi tidak ada rasa apa-apa. Artinya tidak ada rasa takut, mabok atau yg negatif-negatif lain. Maklum, masalah jalan-jalan sudah sering. Jadi rasanya biasa saja.

Sempat transit di Makassar 20 menit. Sepanjang perjalanan melihat pemandangan Indonesia bagian tengah (agak ke Utara tepatnya). Betapa hijau pemandangan Indonesia. Tidak salah jika Indonesia disebut sebagai Zambrud Katulistiwa. Walau pun mungkin kini kilau Zambrudnya sudah tidak sekemilau dahulu.

Akhirnya sampai juga di Gorontalo dan disambut sendiri oleh Bapak Hasanuddin selaku Kepala Hubungan & Kerja Sama. Dalam perjalanan ke Universitas Negeri Gorontalo (UNG) kami melihat betapa asrinya Gorontalo. Dan dari cerita Pak Hasan, setelah menjadi propinsi, Gorontalo sangat pesat perkembangannya. Termasuk UNG yang tadinya berupa IKIP dan sekarang menjadi Universitas.

Dikenalkan juga dengan bentor (becak motor atau bendi motor). Ini adalah transportasi khas Gorontalo. Dan sekarang populasinya meningkat tajam. Jadi ingat becak saat masih hidup di Tegal dulu.

Dan kini setelah 7 hari di Gorontalo, rasanya betah. Udaranya hangat dan sejuk. Polusinya sedikit sekali. Yang penting adalah aman dan nyaman. Sepi sekali. Makanannya juga enak. Aku sudah coba Milu Siram dan Ilabulo. Sedap sekali. Sayang aku tdk hobi makan ikan, padahal di sini terkenal dengan masakan ikannya.

Oh, iya, aku menginap di Hotel Jambura Inn, sebuah laboratorium pariwisata UNG yang baru saja dibuat hasil rehab dari asrama putri. Tempatnya bersih dan nyaman, sayangnya tidak ada air panas untuk mandi.

Tidak lupa menyebutkan bahwa orang Gorontalo baik dan ramah. Kemarin (Jumat 22 Juli 2005) aku harus pindah ke rumah Pak Haris (Kepala Pengumpulan Data) yg baru. Perpindahan ini cuma sementara karena Jambura Inn sudah dipesan jauh-jauh hari sebelumnya. Tapi Senin nanti balik ke Jambura lagi yang berlokasi di dalam kompleks UNG.

Tambahan: tanggal 22, 23 dan 24 ada acara STQ di Gorontalo. Dan SBY hadir membuka acara STQ ini. Sayang tidak sempat lihat pawai kafilahnya. Kayaknya sih ramai sekali.

Wednesday, July 13, 2005

OSS di Indonesia

Melihat gelora OSS di Indonesia terutama ketika acara Open House OSS IGOS, ada beberapa catatan yg perlu saya utarakan, yaitu:

1) Kita masih dalam tataran pengguna. Masih banyak yg mencari & mencoba software2 OSS dgn harapan bisa menggantikan software proprietary yg mereka gunakan.

2) Masih banyak yg sekedar menurunkan. Banyak yg berupaya membuat distro sendiri walau pun mungkin hanya mengganti nama/judul distro saja. Mereka seperti terjebak, mereka menganggap diri mereka grass root OSS stlh berhasil menurunkan distro Linux.

3> OSS tidak hanya sekedar Linux. Banyak yg terjebak mengkampanyekan OSS sebagai kampanye penggunaan OS Linux. Padahal OSS tdk sekedar Linux. Bahkan sekarang banyak OSS yg mendukung MS Windows, misalnya MySQL, PHP, Apache, dll, mereka sekarang bisa jalan di MS Windows.

4) Menggunakan OSS untuk kepentingan diri sendiri/organisasi. Ini banyak sekali terjadi. Banyak pihak yg membuat/mengembangkan software berbasiskan OSS tetapi software hasil cipta mereka menjadi software proprietary. Betapa kejamnya dunia ini.

Itulah kesimpulan saya tentang OSS di Indonesia. Masih banyak yg rancu, msh banyak yg harus diluruskan dan dibenahi. Itulah mungkin tugas IGOS. Sayang IGOS sering tidak konsisten & kurang mendapat dukungan dari pemerintah sendiri. Lucu ya OSS di Indonesia.

Open House OSS IGOS

Tgl 12 Juli kemarin kami dari Tim Sisfo Kampus (Saya, Sofian, dan Siska) turut meramaikan acara open house OSS IGOS. Kami turut serta dalam acara "Temu Bisnis". Sayangnya banyak peserta presentasi yg tidak dapat membawakan materi dengan baik. Banyak pula yg malah ngomong teori. Yang tadinya pemirsanya banyak, lambat laun jadi sedikit. Pembicara yg agak lumayan adalah dari dosen UAD (Universitas Ahmad Dahlan), sayang saya lupa namanya.

Dari banyak pembicara, saya rasa hanya kami yang membawa produk secara live. Kami bisa mendemokan program secara langsung. Jadi tidak sekedar ngomong doang. Sedangkan pembicara lain paling banter hanya memperlihatkan screen shoot. Dari sekian banyak pembicara hanya memperkenalkan produk, atau bahkan sekedar teori saja. Padahal saya yakin, banyak pemirsa yg ingin melihat dampak ekonomis mau pun teknis dari OSS. Sewaktu presentasi saya bicara kalau OSS sebenarnya juga bisa mendatangkan pendapatan, buktinya saya bisa hidup dan tersenyum sampai saat ini.

Ah... Sangat sayang, hampir sebagian besar dari mereka hanya "memanfaatkan" OSS, tapi tidak "menciptakan" OSS. Okelah RS Pertamina bisa saja membuat program memanfaatkan OSS, tapi saya yakin mereka tidak akan meng-OSS-kan software mereka. Lucu ya? Lucu lagi sewaktu lomba software OSS tempo hari, ada seorang peserta lomba yg terang-terangan tidak akan membuka source-codenya, padahal event-nya adalah lomba OSS.

Ada 1 hal yg sangat saya sayangkan dalam gelaran ini, yaitu banyak peserta (baik peserta pameran mau pun temu bisnis) yg ternyata hanya berkedok OSS. Saya banyak tahu latar belakang mereka yg bukan OSS. Dan akhirnya mereka pun mengaku pada saya kalau software yg mereka pamerkan yg mereka aku sebagai OSS ternyata tidak OSS. Kalau pun bisa didownload, ternyata sangat banyak fitur yg dikurangi. Jika ingin full-function, maka kita harus beli versi proprietary-nya.

Tidak lupa ada stand Microsoft yg jelas-jelas bermusuhan dengan OSS (tepatnya saling bermusuhan). Memang sih MS pernah mengeluarkan OSS, tapi rasanya cuma basa-basi untuk tetap merangkul basis developer & user yg telah hengkang ke OSS.

Terima kasih pada Mbak Lina dan teman-teman dari Sindoro yg menyempatkan diri datang ke pameran. Sayang Mbak Lina dkk tdk sempat melihat presentasi kami. Oh, iya, dari kupon kalian, ada 3 yg dpt door prize, hadiahnya: USB Flash Disk Nexus 128MB, 1 boneka pinguin besar dan boneka pinguin kecil.

Saturday, July 09, 2005

Ubuntu + XAMPP + Sisfo Kampus = COOL OSS

CD Ubuntu sudah punya dan XAMPP sudah didownload. Keduanya sudah lama di tangan. Tapi niat & semangat baru timbul sekarang. Akhirnya dengan semangat 45 ngoprek XAMPP di Ubuntu. Satu jam ngoprek hanya untuk menjalankan XAMPP. Kok lama? Iya, karena MySQL, XAMPP (welcome page+tools), phpMyAdmin tidak bisa jalan. Kenapakah gerangan? Pemecahannya mudah, yaitu: chown nobody:root ke beberapa direktori pendukung. Baru deh semua jalan: Apache, MySQL, dan PHP serta tools-nya yang lain. Semuanya versi terbaru lho!

Apa yg memotivasi saya? Ada 2, yaitu: Persiapan diskusi/temu OSS di acara IGOS pada hari Rabu 13 Juli nanti dan juga datangnya 10 set CD Ubuntu. Kombinasi yg membuat adrenalin naik.

Ngomong-ngomong persiapan utk OSS IGOS apa sih? Ya itu, install Sisfo Kampus di Ubuntu. Kalo di distro Mandrake & RedHat sih sudah biasa, tapi kini di Ubuntu yang dikenal sebagai distronya desktop dan laptop. Terima kasih bantuan dari XAMPP.

Yang jelas, nggak lucu jika nanti pada acara OSS IGOS kita pake distro-nya Microsoft. Eh... kok distro... Maksudnya sistem operasi dari Microsoft. Kalau bisa semua yg ditampilkan OSS juga, termasuk Ubuntu, XAMPP, OpenOffice, dan tentu saja Sisfo Kampus, my first and ever OSS.

Ubuntuku

Tiga bulan yang lalu saya memesan CD Ubuntu di www.ubuntu.com dan hari ini ketika pulang dari mengajar saya merasakan surprise karena CD yang saya pesan datang. Asyiknya hanya perlu menambah BEA LALU BEA sejumlah Rp 3rb saja. Dari sharing dgn teman-teman malah ada yg harus membayar biaya pengiriman sampai ratusan ribu (keluhan ini bisa dicari di www.benpinter.net).

Sebenarnya sih sudah copy dari teman karena tidak sabar mencoba distro nomer 1 di distrowatch. Tapi saya surprise karena selain gratis, mereka tdk tanggung-tanggung dalam soal jumlah. Sewaktu saya meminta 5 CD, mereka menawarkan 10 CD sekalian, dengan alasan ongkos kirim akan lebih mahal dari biaya produksi. Ya sudah, saya minta 10 sekalian untuk platform x86. Dan memang saya menerima 10. Tapi setiap sampul berisi 2, yaitu install CD dan live CD. Betapa murah hatinya mereka. Sudah gratis dikirim pula. Tidak ada pesan-pesan sponsor berlebihan, cuma tulisan dibelakang: Ubuntu is sponsored by Canonical Ltd.

Review tentang Linux-ku ada di: Linux-ku Tersayang. Sekalian mau koreksi kalau Mandrake yg pertama kucoba adalah versi 7.2.

Betapa hebatnya dunia open source. Bravo OSS. Oh, iya, saya juga telah melakukan hal yang sama dengan Sisfo Kampus, tetapi dalam jumlah yang terbatas, karena pembiayaan murni dari kocek pribadi. Jadi maklum ya?

Liburan di Semarang

Liburan di Semarang di tengah banyak deadline. Presentasi progress proyek KIA Senin 4 Juli. Banyak sekali kekurangan program di sana-sini, tetapi tertolong oleh ketidaksiapan h/w dari KIA sehingga program blm jadi diinstal minggu ini. Puji Tuhan, akhirnya bisa pulang ke Semarang malamnya naik travel. Pegel banget ketika dijemput travel jam 23 malem, padahal nunggunya sudah sejak jam 20. Tapi sekali lagi Puji Tuhan karena perjalanan lancar dan sampai Semarang tgl 5 jam 10 pagi.

Bertemu Sisi & Axel kembali setelah 2 bulan lebih tidak bertemu. Seperti biasa kami mengisi waktu dengan kota-kota. Tapi yg namanya liburannya orang wirausaha, masih saja diganggu telpon & imel dari banyak relasi. Sebenarnya tidak terganggu sih, soalnya pekerjaan sudah menjadi hobby, dan tidak lagi menjadi beban. Syukurlah semua bisa ditangani.

Jumat tgl 8 kembali ke Bekasi lagi naik KA Kamandanu. Sampai rumah jam 4 pagi. Sekarang sudah mulai bekerja kembali, nanti sore ngajar di Supra Kelapa Gading. Wuih... padatnya hidupku.

Salam buat Sisi & Axel di Semarang.