Minggu 25 Juli, kami ber-7 piknik ke Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. Nama ini mengabadikan 2 orang pahlawan Sulawesi. Ada pemandian air panasnya. Yg jelas indah sekali. Saat itu kebetulan ada check sound untuk Festival Band malamnya. Satu yg perlu dicatat adalah bahwa remaja putri dan ibu-ibu di sini berenang dengan baju lengkap. Tadinya aku pikir ini ibu-ibu kecebur, ternyata setelah melihat ibu-ibu yang lain yg juga berenang pakai baju lengkap, akhirnya aku sadar bahwa memang begitulah trend-nya di sini.
Sehabis itu mampir makan di rumah makan lesehan Nunu dan aku pilih makan Coto Makassar saja. Setelah itu perjalanan dilanjut ke Benteng Otanaha lewat jalur mobil, tidak jalan kaki, maklum tinggi sekali, konon ada 300 anak tangga. Aku sih ogah ngitunginnya. Cape.
Dari sini tersadar bahwa Gorontalo itu seperti sebuah mangkuk bumi raksasa, dan Gorontalo ada di tengahnya. Satu-satunya jalan akses darat adalah di belahan mangkuk tersebut. Mungkinkah dahulu Gorontalo sebuah mangkok raksasa? Karena terbelah itulah akhirnya airnya keluar dan hanya tersisa sedikit? Kini danau ini pun sudah mengalami pendangkalan dan pinggirannya sudah banyak ditinggali penduduk.
Ah, betapa misteriusnya Tuhan itu, kita tidak dapat menalarnya dengan pikiran kita. Itu semua hanya perlu: "iman" untuk memahaminya.
No comments:
Post a Comment