Bulan Juli ini bulan yg penuh berkat sekaligus penuh kemalangan. Betapa tidak? Dalam bulan ini begitu banyak kenangan indah dan penuh rejeki tetapisekaligus banyak kejadian buruk. Dimulai ketika harus berangkat ke Gorontalo. Sebuah peristiwa indah & menyenangkan. Tetapi harus kecewa karena kehilangan uang yg jumlahnya cukup besar. Tapi sudah kurelakan, semoga dapat menjadi berkat dan manfaat bagi yang "menemukannya".
Kemudian sewaktu pulang ke Jakarta (Jumat 29 Juli), pesawat harus delay 2,5 jam. Seharusnya berangkat jam 17.00 WITA, akhirnya baru berangkat jam 19:30 WITA. Sempat emosi sama petugas bandara. Sudah jelas kalau sampai Jakarta kemalaman. Sampai rumah Bekasi jam 00:30 WIB.
Sampai rumah terhenyak melihat plafon rumah ambrol. Barang-barang di bawahnya hancur berantakan. Kata Herman ternyata sudah terjadi 3 hari setelah keberangkatanku ke Gorontalo. Ketahuan di atas plafon banyak batako beton yg ditumpuk begitu saja. Kayaknya kayunya keberatan sehingga ambrol.
Hari Sabtu sewaktu berangkat mengajar di STIE Supra Kelapa Gading, hampir sampai kampus, ban belakang motor bocor. Aih... Kok ya sempat-sempatnya bocor, padahal kampus sudah di depan mata. Syukurlah ada tukang tambal ban cuma beberapa ratus meter saja.
Selang sehari lappie (maksudnya laptop) mendadak ngadat, menampilkan "Blue Screen of Death" khas MS Windows. Ubuntu juga tdk bisa membantu. Akhirnya seharian ngoprek lappie sampai bisa jalan lagi walau pun harus instal ulang sistem.
Kemalangan bertambah ketika Minggu (31 Juli 2005) sore sadar bahwa KeyBCA telah raib dari tempat semula. Kontan aku telpon semua orang yg bisa saja tahu dimana letaknya. Soalnya sehari sebelumnya aku ada di rumah Mbak Dewi, siapa tahu jatuh di rumahnya atau dimainkan Ryan keponakanku. Pokoknya heboh banget. Soalnya KeyBCA ini penting artinya bagiku. Setelah buku rekening hilang dan kartu ATM diblokir, maka satu-satunya akses ya lewat KeyBCA ini. Padahal jumlah uang yg disimpan (bagiku) banyak sekali. Jika ini harus hilang, maka tidak ada cara lain untuk mengakses uang tersebut.
Tetapi sekali lagi Tuhan memberikan pencerahan. Maklum sebelumnya aku sudah 2 minggu tidak ke gereja, jadi mungkin dunia ini menjadi gelap bagiku yg berakibat kemalangan beruntun menimpaku. Berikut adalah hasil/hikmah yg dapat kupetik dari kemalangan2 tsb:
1) Kehilangan uang beberapa juta itu tidak artinya dibanding kesehatan dan keselamatanku di Gorontalo. Dan aku merelakannya dengan anggapan orang yang "menemukan"-nya sangat membutuhkannya dari pada aku. Semoga bermanfaat baginya.
2) Delay pesawat 2.5 jam itu murni karena kendala teknis & operasional. Aku bersyukur karena perjalanan aman, nyaman dan selamat walau harus delay.
3) Plafon rumah yg ambrol. Ini memang sudah agenda untuk diperbaiki, tapi ditunda melulu. Akhirnya ambrol juga. Puji Tuhan karena saat ambrol aku tidak ada di kamar. Seandainya sedang kerja di kamar, tak tahulah apa yg terjadi denganku. Soalnya ambrolnya di atas meja kerjaku. Lagi pula ternyata biaya perbaikannya tidak mahal sekali.
4) Ban bocor itu mah sudah sering terjadi. Jadi kuanggap bukan murni kemalangan.
5) Lappie rusak. Tidak tahu penyebabnya yg spesifik. Mungkin RAM yg karena terguncang2 di pesawat jadinya kendor sehingga merusak file sistem di harddisk. Puji Tuhan yg hancur cuma drive C yg hanya berisi sistem dan aplikasi. Semua data & program penting ada di drive D dan E selamat. Sedangkan 2 partisi lain untuk Ubuntu & swap-nya.
6) KeyBCA ketemu pagi ini (Senin 1 Agustus). Ternyata Herman menyimpannya di bawah meja pendek saat tukang membetulkan plafon. Peristiwa ini akhirnya memaksa aku untuk buka rekening baru. Soalnya ke-2 rekening BCA-ku hilang bukunya. Yang satu hanya berbekal kartu ATM, sedangkan yg satu hanya berbekal KeyBCA (untuk iBanking). Hari ini aku akan buka rekening di Mandiri. Tidak lupa transfer sejumlah uang ke rekening BCA-ku yg ada ATM-nya. Terus ambil uang untuk modal buka rekening di Mandiri.
Ah... rasanya banyak sekali yg bisa diceritakan, tapi tidak cukup kesempatan untuk menuliskannya. Semoga saja mulai tanggal 1 Agustus ini tidak ada kemalangan lagi yg menimpaku. Satu hal yang terpenting dari itu semua adalah bahwa itu semua adalah murni kebaikan Tuhan. Di balik semua kemalangan (dan cobaan), selalu ada hikmah dari Tuhan. Kuk yg dipasangkan ke pundak kita tidak melebihi kekuatan kita. Dan kuk tersebut adalah enak (saat kita mengetahui hikmah di baliknya). Terima kasih Tuhan. Terima kasih Papa, Ibu, kakak2ku, adikku, istriku, anakku, sahabat-sahabatku terkasih yang selalu mendoakan aku. Tanpa mereka yang selalu mendukungku, entahlah apa jadinya aku sekarang.
No comments:
Post a Comment