Wah... ternyata sudah seminggu di Gorontalo.
Sedikit berkilas balik. Berangkat Minggu 17 Juli 2005 jam 5:30. Betapa beratnya karena hari Sabtu sebelumnya aku harus ujian 2 mata kuliah yang dilanjut meeting tesis. Kemudian sorenya harus mengajar di Kelapa Gading 2 sesi untuk menggantikan sesi minggu depannya karena aku tidak bisa mengajar. Terima kasih Mbak Lina yang telah berbaik hati mengantarkan aku dan Neti sampai Kelapa Gading.
Sabtu malam sehabis ngajar langsung ke bandara. Di sana sudah ada Untung di Quality Hotel Bandara. Dia memang kutugaskan reservasi jauh hari dan in duluan. Pagi-pagi jam 4 harus sudah bangun. Sarapan jam 4:30, dan jam 5:00 harus boarding pass.
Mungkin agak ndesit (ndeso orang Jawa bilang) kalau aku berterus terang bahwa ini adalah penerbanganku yang pertama. Sudah gerang begini baru menikmati naik pesawat? Biarin aja!!! Tapi tidak ada rasa apa-apa. Artinya tidak ada rasa takut, mabok atau yg negatif-negatif lain. Maklum, masalah jalan-jalan sudah sering. Jadi rasanya biasa saja.
Sempat transit di Makassar 20 menit. Sepanjang perjalanan melihat pemandangan Indonesia bagian tengah (agak ke Utara tepatnya). Betapa hijau pemandangan Indonesia. Tidak salah jika Indonesia disebut sebagai Zambrud Katulistiwa. Walau pun mungkin kini kilau Zambrudnya sudah tidak sekemilau dahulu.
Akhirnya sampai juga di Gorontalo dan disambut sendiri oleh Bapak Hasanuddin selaku Kepala Hubungan & Kerja Sama. Dalam perjalanan ke Universitas Negeri Gorontalo (UNG) kami melihat betapa asrinya Gorontalo. Dan dari cerita Pak Hasan, setelah menjadi propinsi, Gorontalo sangat pesat perkembangannya. Termasuk UNG yang tadinya berupa IKIP dan sekarang menjadi Universitas.
Dikenalkan juga dengan bentor (becak motor atau bendi motor). Ini adalah transportasi khas Gorontalo. Dan sekarang populasinya meningkat tajam. Jadi ingat becak saat masih hidup di Tegal dulu.
Dan kini setelah 7 hari di Gorontalo, rasanya betah. Udaranya hangat dan sejuk. Polusinya sedikit sekali. Yang penting adalah aman dan nyaman. Sepi sekali. Makanannya juga enak. Aku sudah coba Milu Siram dan Ilabulo. Sedap sekali. Sayang aku tdk hobi makan ikan, padahal di sini terkenal dengan masakan ikannya.
Oh, iya, aku menginap di Hotel Jambura Inn, sebuah laboratorium pariwisata UNG yang baru saja dibuat hasil rehab dari asrama putri. Tempatnya bersih dan nyaman, sayangnya tidak ada air panas untuk mandi.
Tidak lupa menyebutkan bahwa orang Gorontalo baik dan ramah. Kemarin (Jumat 22 Juli 2005) aku harus pindah ke rumah Pak Haris (Kepala Pengumpulan Data) yg baru. Perpindahan ini cuma sementara karena Jambura Inn sudah dipesan jauh-jauh hari sebelumnya. Tapi Senin nanti balik ke Jambura lagi yang berlokasi di dalam kompleks UNG.
Tambahan: tanggal 22, 23 dan 24 ada acara STQ di Gorontalo. Dan SBY hadir membuka acara STQ ini. Sayang tidak sempat lihat pawai kafilahnya. Kayaknya sih ramai sekali.
2 comments:
Terima kasih sudah berkunjung ke
HULONDALO CITY
.
Post a Comment