Sejarah telah mencatat beberapa kali Tuhan memusnahkan suatu bangsa. Dimulai dari pemusnahan umat manusia besar-besaran pada jaman Nabi Nuh. Pemusnahan ini terjadi dengan adanya banjir besar yang menenggelamkan muka bumi beserta yang hidup kecuali Nabi Nuh dan keluarga dan juga pasangan binantang-binatang yang telah dikumpulkan Nabi Nuh. Setelah peristiwa itu, Tuhan berjanji tidak akan memusnahkan umat manusia seperti itu lagi. Tuhan memateraikan janji-Nya dengan pelangi.
Tetapi kejahatan manusia semakin menggila dan Tuhan tidak berkenan dengan kejahatan dan dosa manusia tersebut. Maka Tuhan memusnahkan lagi umat manusia. Tidak seluruh umat manusia tapi terbatas pada 1 atau 2 kota atau bangsa saja. Ingatkah pemusnahan kota Soddom & Gomorrah? Hanya keluarga Lot (saudara Abram/Abraham) saja yg selamat. Kemudian masih beberapa bangsa musnah, seperti En-Dor, Pompeii, dll.
Dari beberapa peristiwa pemusnahan ini, setiap kali Tuhan lewat para Nabi telah memperingatkan bangsa yang akan dimusnahkan tersebut. Dan ketika pesan dari para Nabi tersebut diabaikan, maka bencana datang pada bangsa tersebut.
Tetapi sejarah mencatat bahwa bangsa Niniwe luput dari bencana pemusnahan Tuhan. Itu karena bangsa Niniwe berkabung dan bertobat secara masal setelah Nabi Yunus mewartakan pesan Tuhan perihal kehancuran Niniwe.
Indonesia sendiri telah beberapa kali terjadi pemusnahan masal, misalnya ketika Gunung Galunggung & krakatau meletus. Terakhir adalah Tsunami di Aceh dan gempa di Pulau Nias. Sudah saatnya kita berkabung dan bertobat secara nasional agar Tuhan meluputkan kita dari bencana. Sayangnya gerakan ini belum berskala nasional karena masih cenderung exclusive dilakukan oleh agama tertentu. Benarkah Tuhan masih belum berkenan terhadap berkabung & bertobatnya bangsa Indonesia? Yang jelas bencana susulan masih berlanjut, dan tidak menutup kemungkinan berlangsung terus sampai ke Jawa.
No comments:
Post a Comment