Kali ini nggak sobek, tapi basaaaaaah...
Sudah dua hari kemarin hujan deras. Siang pulang dari client kehujanan. Jalanan menuju ke rumah banjir besar. Heran, kenapa sudah lama jalan tidak kunjung diperbaiki. Kini semakin parah, hancur dan banjir. Nunggu pejabat lewat dulu kali ya supaya diperbaiki? Tapi daerahku kan termasuk kota? Nggak mungkin kalau pejabat tidak pernah lewat.
Nah, sorenya mau ngajar. Kulihat motor sudah kering. Jas hujan juga sudah agak kering walau pun masih anyep. Setelah nangkring beberapa saat kok terasa celana jadi basah? Padahal sudah kepalang jauh dari rumah, nggak mungkin untuk balik dan ganti celana. Alhasil nekat terus berangkat ke kampus. Sampai di Kampus Kelapa Gading celana basah kuyup. Ih... malu banget. Akhirnya waktu jalan kaki pantat kututup tas. Jalan di kelas di depan mahasiswa juga risih dan berusaha menutup pantat.
Selidik punya selidik, rupanya jok motorku sudah sobek. Jadi pas kehujanan air rembes masuk ke busa jok. Padahal busa kan senang sekali menyerap air. Nah pas kududuki, busanya keteken dan seperti diperas. Alhasil airnya terperas dan diserap celanaku.
Pagi jam 6 keesokan harinya aku mengantarkan Sisi ke Stasiun Gambir. Rupanya busa belum kering juga. Akhirnya celanaku basah lagi. Bosan dengan masalah basah-basahan ini, setelah dari mengantar Sisi, aku langsung mampir ke tukang jok untuk mengganti lapisan jok. Setelah itu rasanya nyaman sekali. Sayangnya celana sudah terlanjur basah.
Kuingat-ingat, rupanya masalah jok ini pernah juga kualami sebelumnya sewaktu kuliah di Supra pada hari Sabtu minggu sebelumnya. Paginya celana basah kuyup. Enaknya karena di Supra Slipi parkir motor tidak beratap ditambah hari itu terik sekali, maka sewaktu pulang jok+busa sudah kering. Waktu itu untuk mengurangi efek basah, aku menambal sobekan jok dengan selotip. Tapi ternyata tidak efektif (nggak ngefek gitu lho!).
Syukurlah, lapisan sudah kuganti. Murah kok, desain seperti aslinya cuma 25ribu. Semoga tidak jadi masalah bagi celanaku lagi.
No comments:
Post a Comment