Friday, June 24, 2005

[Lebih] Menghemat Listrik

Menyambung diskusi Listrik Bagi Kehidupan Kita - Independent Power, rasanya sulit jika kita harus benar-benar independent dari PLN. Alhasil kita perlu melakukan kompromi agar kantong tidak bolong dan PLN tidak main pemadaman lagi.

Hemat. Matikan alat-alat listrik yg tidak dibutuhkan. Misalnya matikan lampu saat pagi/siang. Buka jendela agar cahaya matahari dapat masuk menyinari rumah kita. Sinar matahari lebih sehat kan? Sebaiknya membuat penampung air (tandon) untuk pompa air, sehingga pompa air tidak sedikit-sedikit nyala, tetapi saat penampungan air habis saja dia bekerja mengisi kembali. AC dan Lemari Es sebaiknya tidak diset ke yang paling dingin, tetapi yg dibutuhkan saja. Misalnya AC, cukup 28 derajat. Menurut buku (buku yg mana ya?), sebaiknya suhu AC tidak kurang dari 4 derajat dibanding suhu luar. Jadi jika suhu luar 32 derajat, maka AC cukup 28 derajat saja. Sedangkan ruangan ber-AC sebaiknya tertutup sehingga proses pendinginan ruangan berlangsung cepat dan mesin dapat segera idle. Demikian juga dengan lemari es, jangan sering-sering dan lama-lama membuka pintunya, soalnya butuh waktu kerja mesin lagi sampai ke suhu yang diinginkan. Oh, ya, gunakan neon dari pada lampu bohlam karena dengan watt yg lebih rendah, cahaya Neon lebih terang. Lagi pula warna putih cahayanya lebih nyaman.

Distribusikan Penggunaan Listrik. Aktivitas yg menggunakan alat listrik sebaiknya jangan digunakan secara serentak, tetapi digilir. Misalnya mencuci dgn mesin cuci pada waktu pagi, mensetrika agak sorean, nonton TV saat petang, pompa air, dll. Kalau digunakan secara serentak, bukan tidak mungkin melebihi daya dan meteran terputus (anjlok).

Gunakan Penghemat Daya. Ada alat yg namanya kalau tidak salah adalah invertor. Prinsip kerjanya adalah menyeimbangkan ke-3 fasa listrik. Teman yg pernah merekomendasikan berkata bahwa penghematan bisa sampai 40%. Ah masak sih? Jangan-jangan selama sebulan nggak nyalain listrik, ha.. ha.. ha.. ha...

Mengoptimalkan Baterai. Beberapa alat telah memiliki bateri terintegrasi (embedded) yang dapat diisi ulang. Sebaiknya optimalkan penggunaannya. Saat baterai sudah penuh, gunakan baterai dari pada tetap tertancap pada listrik. Misalnya notebook/laptop, jika sudah penuh sebaiknya cabut kabel listrik dan gunakan baterai. Lumayan, cukup menghemat listrik karena penggunaannya bisa 4 jam lebih (dengan centrino). Contoh lain adalah ponsel, jika sudah penuh sebaiknya segera cabut.

Lepaskan Kabel Listrik. Sering kali kita membiarkan kabel beberapa alat listrik tetap menancap di stop kontak, padahal dapat berpotensi memboroskan listrik. So, cabut kabel alat-alat listrik yg tdk digunakan, misalnya: listrik untuk speaker aktif & adaptor/charger, kipas angin, dll. Walau borosannya terbilang kecil, tapi jika dikalikan berapa alat selama beberapa jam/hari, maka angka borosannya jadi besar juga. Lagi pula dengan mencabutnya, maka kita lebih aman dari potensi korslet (hubungan pendek = short circuit) dan bahaya-bahaya listrik lainnya.

Gunakan Trik Khusus. Misalnya gunakan genteng transparan sehingga cahaya matahari (dan bulan) bisa masuk ke ruangan. Jadi kita tidak perlu menyalakan lampu saat siang (dan dapat menggunakan lampu dengan watt yg lebih kecil saat malam). Bisa juga menggunakan fiber optic untuk mendistribusikan cahaya ke ruang lain. Salah satu ujung fiber optic menerima sumber cahaya (misalnya dari cahaya matahari atau sebuah lampu) kemudian ujung yg lain diletakkan di ruang lain yg kurang mendapat cahaya. Alhasil ruang lain tersebut akan mendapat bagian cahaya. Ah... jadi ingat hiasan bunga yg juga menggunakan fiber optic.

Trik khusus yg lain adalah dengan menggunakan alat-alat yang menggantikan alat-alat listrik yg telah ada saat ini. Misalnya untuk menggantikan exhaust, AC atau kipas angin dengan exhaust tanpa listrik yang dipasang di atap(seperti yg dipakai di pabrik-pabrik itu lho!). Juga gunakan pemanas air matahari sebagai pengganti pemanas air listrik/gas. Hemat dan aman. Eh, lebih hemat lagi kalo mandinya tanpa air panas, he... he... he... uPs...

Kecenderungan peningkatan penggunaan listrik oleh masyarakat ini seharusnya menjadi berkah bagi PLN. Bukankah itu berarti sumber penghasilan bagi PLN? Tetapi mengapa PLN justru menganjurkan penghematan? [Ironis ya?] Apakah dana yg masuk ke kantong PLN tdk digunakan untuk penelitian untuk mencari alternatif pembangkit listrik yang efisien di PLN? Hayo... pendapatannya untuk apa? Atau manajemennya tdk profesional ya?

BPPT pernah membuat pembangkit dengan bahan bakar sampah organik dan sampai sekarang dapat mandiri. Tetapi sebenarnya masih banyak alternatif lain, misalnya yg paling bersih adalah fuel cell. Limbahnya hanya oksigen dan air. Atau pembangkit listrik tenaga angin dan matahari. Kalau PLTA sih memang sudah menjadi sumber utama PLN. Sedangkan yg paling efisien adalah Nuklir. Hallo, bagaimana BATAN? Sudah sampai mana? Terakhir beritanya (bertahun-tahun silam) reaktor Nuklir yg mau dibangun di Indonesia ditolak oleh masyarakat. Ayolah PLN, jadilah kreatif & proaktif.

2 comments:

Anonymous said...

katanya seeh rupiah listrik PLN yang dibeli atau biaya produksi lebih mahal dari nilai jual listriknya ke masyarakat...kok bisa yach ada yang mau nambahin ngga?

Anonymous said...

Artikel yang menarik,menghemat listrik sama dengan menyelamatkan lingkungan. Pembangkit listrik di negara kita masih banyak yang menggunakan pasokan batu bara sebagai sumber energi untuk power plant. Tentu saja jenis bahan bakar seperti itu kurang ramah terhadap lingkungan.